KESIMPULAN TEAM MUSYAWWIRIN DHF
☆SYARAT DAN URUTAN WALI NIKAH
_________________________________
Urutan WALI NIKAH dalam madzhab SYAFII
___^^___^^___^^___^___
Para ulama' madzhab syafi'i dalam kitab-kitab fiqih menjelaskan urutan orang-orang yang berhak menjadi wali nikah dan yang didahulukan menjadi wali nikah adalah sebagai berikut :
1.Ayah
Ayah ditempatkan pada posisi pertama sebagai orang yang paling berhak menjadi wali, karena tujuan diharuskan adanya wali dalam pernikahan adalah untuk membahagiakan wanita dengan kehadiran orang terdekatnya, dan orang yang paling dekat dan sayang pada wanita tersebut pada umumnya adalah ayahnya. Alasan lainnya, sebab semua orang yang diperbolehkan menjadi wali pada umumnya mengacu pada kedekatan hubungannya dengan ayah.
2.Kakek, yang dimaksud adalah ayahnya bapak, keatas
Kakek menempati urutan kedua, dan didahulukan dari semua pewaris ashobah karena memiliki keistimewaan dialah yang melahirkan ayah dari wanita yang dinikahkan.
3.Saudara kandung laki-laki seayah seibu
4.Saudara kandung laki-laki seayah
5.Anak dari saudara kandung laki-laki (keponakan) seayah seibu
6.Anak dari saudara kandung laki-laki seayah
7.Paman dari jalur ayah dan ibu
8.Paman dari jalur ayah
9.Anaknya paman (sepupu) dari jalur ayah dan ibu
10.Anaknya paman dari jalur ayah
11.Pewaris-pewaris ashobah
Urutan diatas didasarkan pada kedekatan hubungan seseorang dengan ayah wanita yang dinikahkan, mana yang paling dekat hubungannya dengan ayah, maka dialah yang didahulukan.
12.Hakim
Pada urutan terakhir adalah hakim, dan ini adalah pilihan terakhir, jika semua orang yang berhak menjadi wali sudah tidak ada. Dalilnya adalah hadis nabi ;
السُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ
"Sultan (hakim) adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali" (Sunan Abu Dawud, no.2083, Sunan At-Turmudzi, no.1102, Sunan Ibnu Majah, no.1879 dan Shohih Ibnu Hibban, no.4074)
》○penjelasan○《
Wali hakim
Jika wali nasab tidak dapat menjalankan haknya sebagai wali dikarenakan beberapa hal misalnya gila, belum dewasa, sedang dalam perjalan jauh, sedang haji atau umrah dan lainnya maka hak untuk menjadi wali jatuh pada penguasa negara dalam hal ini pemimpin, menteri agama dan selanjutnya diwakilkan oleh petugas pencatat nikah di Indonesia pada khususnya. Wali hakim dapat menjadi wali dalam pernikahan jika disetujui oleh kedua belah pihak keluarga.
●Dalam hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنْ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ
●Ibnu Qudamah mengatakan,
السلطان في ولاية النكاح هو الإمام أو الحاكم أو من فوضا إليه ذلك
Sulthon dalam perwalian nikah adalah pemimpin, hakim atau orang yang dipasrahi untuk menangani masalah pernikahan. (al-Mughni, 7/17).
●Wali muhakkam adalah wali yang diangkat oleh pihak mempelai jika wali nasab dan wali hakim menolak untuk menjadi wali nikah dikarenakan adanya konflik dalam keluarga atau tidak adanya persetujuan keluarga dalam pernikahan tersebut misalnya dalam pernikahan seorang laki-laki muslim yang ingin menikahi wanita berbeda agama atau WNA wanita yang mualaf dan tidak memiliki wali nikah (baca menikah di KUA dengan WNA). Wali ini selanjutnya diangkat oleh kedua mempelai untuk menjadi wali dalam pernikahan tersebut.
REFRENSI:
Fathul Qorib, Hal : 228-229
ترتيب الولاية
(وأولى الولاة) أي حق الأولياء بالتزويج (الأب، ثم الجد أبو الأب) ثم أبوه وهكذا. ويقدم الأقرب من الأجداد على الأبعد، (ثم الأخ للأب والأم) ولو عبر بالشقيق لكان أحصر، (ثم الأخ للأب، ثم ابن الأخ للأب والأم) وإن سفل، (ثم ابن الأخ للأب) وإن سفل، (ثم العم) الشقيق ثم العم للأب، (ثم ابنه) أي ابن كل منهما وإن سفل (على هذا الترتيب)، فيقدم ابن العم الشقيق على ابن العم للأب. (فإذا عدمت العصبات) من النسب (فالمولى المعتق) الذكر، (ثم عصابته) على ترتيب الإرث. أما المولاة المعتقة إذا كانت حية فيزوج عتيقتها من يزوج المعتقة بالترتيب السابق في أولياء النسب. فإذا ماتت المعتقة زوج عتيقتها من له الولاء على المعتقة ثم ابنه ثم ابن ابنه، (ثم الحاكم) يزوج عند فقد الأولياء من النسب والولاء
[1] المفتاح في النكاح /16-17(الولي في النكاح واحق الأولياء بالتزويج)اولى اللأولياء واحقهم بالتزويج الأب ثم الجد ابو الأب وان علا ثم الأخ الشقيق ثم ثم الأخ لأب ثم ابن الأخ الشقيق ثم ابن الأخ لأب وان سفل ثم العم الشقيق ثم العم لأب ثم ابن العم الشقيق ثم ابن العم لأب وان سفل ثم عم الأب ثم ابنه وان سفل ثم عم الجد ثم ابنه وان سفل ثم عم ابي الجد ثم ابنه وان سفلوهكذا على هذه الترتيب في سائر العصبات، ويقد الشقيق منهم على من كان لأب، فاذا لم يوجد احد من عصبات النسب فالمعتق فعصبته ثم معتق المعتق ثم عصبته ثم الحاكم او نائبه
Al-Fiqhul Manhaji, Juz : 4 Hal : 62-63
الأولياء في الزواج حسب ترتيبهم
والأولياء في الزواج هي على الترتيب الآتي: الأب, ثم الجد أبو الأب, ثم الأخ الشقيق, ثم الأخ من الأب, ثم ابن الأخ الشقيق, ثم ابن الأخ من الأب, ثم العم الشقيق, ثم العم من الأب, ثم ابن العم الشقيق, ثم ابن العم من الأب. وهكذا سائر العصبات، فإن عُدمت العصبات فالقاضي، لما سبق من قوله - صلى الله عليه وسلم -:فالسلطان وليّ من لا وليّ له
●PENJELASAN●
Jika seorang ayah telah meningal dunia, atau masih hidup tapi tidak memenuhi persyaratan seperti : beragama lain (bukan muslim) atau gila maka perwalian berpindah ke derajat dibawahnya yaitu kakek, tapi jika kakek juga tidak ada maka berpindah ke saudara laki-laki sekandung dan seterusnya sesuai urutan diatas.
☆SYARAT_SYARAT WALI☆
________________
a. Baligh
b. Berakal sehat, tidak gila
C.merdeka
D. laki laki
E. Islam (bukan non muslim)
F. tidak fasik
G. adil
H. Tdk sedang ikhram.
●penjelasan●
Wali disyaratkan baligh. Dan sempurna akalnya.
Dikecualikan diatas yaitu anak kecil dan orng gila maka tidak diperbolehkan anak kecil dan orng gila jdi wali. Di krnakan kurangx melihat kemaslahatanx dirisendri..
Oleh sebabx bagaimana dya bisa jdi wali orng lain. Ini gilax trus menerus. Adapun gilax terputus'' disitu ada hilafiyah. Menurut qoul shohih sepeti orng gila trus menerus. Maka walix dipindah pada ابعد bukan pada qodi dan dinikahkan pada saat itu tidak harus nunggu sembuhx dri gila..
☆Seseorang yang sedang melaksanakan ihram dalam ibadah haji maupun umrah tidak bisa menjadi wali dalam pernikahan dan apabila ia sedang melaksanakan ibadah haji ataupun umrah maka ia dapat memberikan amanat pada wali yang selanjutnya sesuai urutan wali nikah yang berlaku dalam hukum islam. Hal ini sesuai dengan mahzab syafi’i yang dianut oleh masyarakt Indonesia pada umumnya. Sementara pada mahzab hanafi meneybutkan bahwa ihram tidaklah menjadi penghalang seseorang untuk melaksanakan haknya sebagai wali nikah.
☆Seorang wali haruslah dapat bersikap adil atau dapat menentukan apakah pernikahan tersebut baik dilakukan atau tidak seperti halnya untuk mencegah pernikahan sedarah. Wali harus dapat bersikap adil pada wanita yang ada dalam perwaliannya dan tidaklah boleh melakukan pemaksaan yang dapat merugikan pihak mempelai wanita. Orang yang memiliki sifat adil biasanya memiliki pendirian yang teguih dalam agama, akhlak dan harga diri.
☆ refrensi ☆
المفتاح في النكاح /18واما شروط الولي فمنها كونه مسلما ان كانت الزوجة مسلمة، وكونه بالغا عاقلا حرا رشيدا عقلا. فان اختل شرط من هذه الشروط فلا حق له في الولاية بل لمن بعده من الأولياء اي لمن يليه في الدرجة ان لم يوجد من يساويه
# ( والبلوغ والعقل) احترز عن الصبي والمجنون فلا يجوز ان يكون الصبي والمجنون وليين لأنه مولى عليها لاختلال نظرهما في مصلحتهما فكيف يكونان وليين لغيرهما ، ثم هذا المطبق، أما المتقطع ففيه خلاف ، والصحيح أيضا أنه كالمطبق ، فعلى هذا تنقل الى الأبعد لا الى القضي، ويزوج يوم جنونه دون يوم إفاقته.
كفاية الأخيار ج 2 ص 50
#Ibaroh pendukung
ولا يصح العقد إلا بولي# وشاهدين الشرط إسلام جلي
لافي ولي زوجة ذميه# واشترط التكليف والحريه
قوله (اشترط التكليف) اي : واشترط في الولي والشاهدين التكليف وهو أن يكون بالغا عاقلا فلا ولاية لصبي ولا مجنون.
إفادة السادة العمد ..ص 500
https://diskusihukumfiqh212.blogspot.com
Wallohua'lam bishowwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar