Label

Senin, 04 Desember 2017

HUJUM ISTRI BERSEDAKAH KEPADA ORANG TUA TANPA IZIN SUAMI

KESIMPULAN TEAM DHF

HUKUM SEORANG ISTRI BERSEDEKAH KEPADA ORANG TUA,KEPADA ORANG LAIN TANPA IJIN SUAMI
-------------------------------

Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Berdosakah seorang istri yang memberi hadiah kepada ibu nya tanpa ijin dari suami nya..???

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Tidak di perboleh kan istri mengshodaqoh kan harta suami tanpa sepengetahuan atau tanpa seizin suami

Kecuali suami ridho sebagaimana lazim nya seperti kebiasaan nya

Tapi apabila harta yang di berikan adalah hasil jerih payah istri,maka boleh meskipun tanpa izin dari suami

Sebagaimana hal ini di jelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitab [ syarh muslim juz 3 halaman 473 ] sebagai berikut:

Ketahui lah bahwa bila seorang pekerja yaitu penjaga harta tuan nya,istri dan budak ingin menginfak kan harta tuan atau suami nya,ia harus mendapat kan izin dari si pemilik harta atau suami terlebih dahulu

Bila sama sekali tidak ada izin nya maka tidak ada pahala yang didapat kan oleh ketiga golongan tersebut

Bahkan ketiga golongan tersebut berdosa karena menggunakan harta orang lain tanpa seizin pemilik nya

Yang nama nya izin ada dua macam:

1. Izin yang sharih ( jelas) dalam nafkah dan sedekah

2. Izin yang di pahami dari kebiasaan,seperti memberi sepotong roti kepada peminta-minta,dan semisal nya dari kebiasaan yang biasa berlangsung.

Dan di ketahui menurut kebiasaan bahwa suami dan pemilik harta ridho

Dengan begitu di peroleh izin nya walaupun ia tidak mengucapkan nya

Hal ini tentunya bila di ketahui keridhoan nya menurut kebiasaan serta di ketahui bahwa jiwanya sebagaimana keumuman orang orang

Bila kebiasaan nya tidak tetap dan di ragukan keridhoan nya atau si pemilik   harta suami itu seorang yang pelit dan itu di ketahui atau di ragukan dari keadaan nya

Maka tidak boleh seorang istri dan selain nya menggunakan harta nya ( untuk diinfak kan kepada yang membutuh kan )kecuali mendapat kan izin yang sharih dari nya

Hal ini juga di jelaskan dalam hadist [ shoheh bukhori  12/112 ] sebagai berikut:

حَدَّثَنَاعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ شَقِيقٍعَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُاللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْوَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا كَسَبَ وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ لَا يَنْقُصُبَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا.

Artinya:

" telah menceritakan kepada kami Utsman Bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Mansyur dari Syaqiq dari Masruq dari Aisyah Radliallahu' anha berkata:

" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

Jika seorang wanita bershadaqoh dari makanan yang ada di rumah ( suami) nya bukan bermaksud menimbulkan kerusakan maka baginya pahala atas apa yang di infak kan dan bagi suami nya pahala atas apa yang diusaha kan nya,

Demikian juga bagi seorang penjaga harta benda ( akan mendapat kan pahala ) dengan tidak di kurangi sedikit pun pahala masing-masing dari mereka

📖 REFERENSI:

-Imam Nawawi  dalam syarh Muslim. 3/473.
وَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا بُدّ لِلْعَامِلِ - وَهُوَ الْخَازِن - وَلِلزَّوْجَةِ وَالْمَمْلُوك مِنْ إِذْن الْمَالِك فِي ذَلِكَ ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ إِذْنٌ أَصْلًا فَلَا أَجْر لِأَحَدٍ مِنْ هَؤُلَاءِ الثَّلَاثَة ، بَلْ عَلَيْهِمْ وِزْر بِتَصَرُّفِهِمْ فِي مَال غَيْرهمْ بِغَيْرِ إِذْنه .

وَالْإِذْن ضَرْبَانِ : أَحَدهمَا : الْإِذْن الصَّرِيح فِي النَّفَقَة وَالصَّدَقَة ، وَالثَّانِي : الْإِذْن الْمَفْهُوم مِنْ اِطِّرَاد الْعُرْف وَالْعَادَة كَإِعْطَاءِ السَّائِل كِسْرَة وَنَحْوهَا مِمَّا جَرَتْ الْعَادَة بِهِ وَاطَّرَدَ الْعُرْف فِيهِ ، وَعُلِمَ بِالْعُرْفِ رِضَاء الزَّوْج وَالْمَالِك بِهِ ، فَإِذْنه فِي ذَلِكَ حَاصِل وَإِنْ لَمْ يَتَكَلَّم.

وَهَذَا إِذَا عَلِمَ رِضَاهُ لِاطِّرَادِ الْعُرْف وَعَلِمَ أَنَّ نَفْسه كَنُفُوسِ غَالِب النَّاس فِي السَّمَاحَة بِذَلِكَ وَالرِّضَا بِهِ ، فَإِنْ اِضْطَرَبَ الْعُرْف وَشَكَّ فِي رِضَاهُ أَوْ كَانَ شَخْصًا يَشُحّ بِذَلِكَ وَعَلِمَ مِنْ حَاله ذَلِكَ أَوْ شَكَّ فِيهِ لَمْ يَجُزْ لِلْمَرْأَةِ وَغَيْرهَا التَّصَدُّق مِنْ مَاله إِلَّا بِصَرِيحِ إِذْنه .

Almausu’atul fiqhiyyah 2/9428.
ذهب جمهور الفقهاء - الحنفيّة والشّافعيّة وهو الرّاجح عند الحنابلة - إلى أنّ المرأة البالغة الرّشيدة لها حقّ التّصرّف في مالها ، بالتّبرّع ، أو المعاوضة ، سواء أكانت متزوّجةً ، أم غير متزوّجة .
وعلى ذلك فالزّوجة لا تحتاج إلى إذن زوجها في التّصدّق من مالها ولو كان بأكثر من الثّلث والدّليل على ذلك ما ثبت عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم أنّه قال للنّساء :,  تصدّقن ولو من حليّكنّ ، فتصدّقن من حليّهنّ,  ولم يسأل ولم يستفصل ، فلو كان لا ينفذ تصرّفهنّ بغير إذن أزواجهنّ لما أمرهنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم بالصّدقة ، ولا محالة أنّه كان فيهنّ من لها زوج ومن لا زوج لها ، كما حرّره السّبكيّ .
------------------^^---------------
ولأنّ المرأة من أهل التّصرّف ، ولا حقّ لزوجها في مالها ، فلم يملك الحجر عليها في التّصرّف بجميعه ، كما علّله ابن قدامة.

https://diskusihukumfiqh212.blogspot.com

[ والله اعلم بالصواب ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...