Label

Rabu, 25 Oktober 2017

HUKUM BEKERJA SAMA DENGAN JIN (part 2)

KESIMPULAN TEAM MUSYAWWIRIN DHF
====================≠==============
HUKUM BEKERJA SAMA DENGAN JIN [ part 2]

Sudah kita ketahui bersama bahwasanya mengimani hal hal ghaib termasuk salah satu rukun iman. Terkait dengan pertanyaan diatas, maka

(1). Kalau menolong sesuatu yang boleh di lakukan oleh syara’ seperti amar ma’ruf dan nahi munkar,maka boleh.

2. Kalau memang jin itu bisa membawa kita dalam keharaman sebaiknya menjauh, karna tidak di ketahuinya tentang bertemanya jin dengan ulama ulama salaf dahulu, takut jin bisa membawa kita dalam jalan kemusyrikan. Maka dalam hal ini sebaiknya menjauhinya.

*HUKUM MEMNITA BANTUAN KEPADA SELAIN ALLAH*

Soal : Bolehkah meminta tolong kepada selain Allah ?

Jawaban : Ya boleh meminta pertolongan kepada selain daripada Allah dengan keyakinan bahwa makhluk yang dimintai pertolongan adalah sebagai sebab dan perantara, maka sesungguh pertolongan itu dari Allah secara haqiqi dan tidak bisa dinafikan bahwa pertolongan Allah itu memiliki sebab sebab dan perantara. Perantara yang Allah sediakan untuk manusia dan dalil itu ialah sabda rasulullah: "Allah akan menolong hambanya selagi hambanya menolong saudaranya". (HR Muslim)
Dan sabda rosulullah mengenai hak hak jalan : "Hendaklah kamu menolong orang yang Mengeluh dan memberi petunjuk kepada orang yang tersesat dijalan".(HR Abu dawud ).
Maka dinisbahkan pertolongan itu kepada hamba dan disandarkan kepadanya dan disunnahkan bagi seorang hambah menolong hambah yang lainnya. Maka yang dimintai pertolongan kepada selain Allah tidak harus dituntut dapat menciptakan sesuatu dan sesungguhnya ia itu bermaksud berdoa memohon kepada Allah untuk melepaskan kesulitan itu sebagai misal.

_________________________
*DALIL _DALIL KEBOLEHAN MEMINTA BANTUAN KEPADA SELAIN ALLAH*

Soal : Apa dalil syariat tentang itu ?

Jawaban : Dalil tentang itu banyak, diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam shohihnya rasul bersabda: "Sesungguhnya didekat matahari pada hari kiamat nanti sehingga keringat bercucuran sampai ketelinga manusia meminta tolong kepada nabi Adam kemudian nabi Musa lalu kepada nabi Muhammad shollahu alaihi wasallam". (Al Hadis).
Telah sepakat Ahlu tauqif semuanya bolehnya meminta tolong kepada Para nabi itu dengan ilham dari Allah berkaitan dengan itu pula terdapat dalil syara' bolehnya meminta pertolongan selain dari Allah diantaranya hadits riwayat Thabrani Nabi bersabda: "Apabila diantara kamu tersesat disuatu jalan dan mengharapkan pertolongan yang mana ditempat itu tidak ada seorang pun manusia maka katakanlah: "Wahai hamba Allah Aghitsuni (tolonglah aku) dalam suatu riwayat (a'inuni ) maka sesunggunya Allah memiliki hamba hamba yang mana engkau tidak melihat mereka. Hadits ini maknanya terang dalam hal kebolehan memohon pertolongan dan menyeru yang ghaib bagi yang hidup maupun yang sudah mati.

□LIHAT KITAB: AL AJWIBATUL GHOYAH FII AQIDATI  FIRQOTIN NAAJIYY *Karya syaikh zainal Abidin Baa Alwiy*


________________________

*Tambahan*

Di dlam kitab *hamisy fathul wahhab 2/151 darul ihya'ul kutub al arobiyah*

MAS'ALAH : Dalam pembahasan bentuk-bentuk sihir dan hukumnya......dst
Di antara macam sihir adalah meminta pertolongan dengan arwah arodhiyah dengan cara laku riyadhoh dan membaca azimat-azimat yang setelahnya akan menimbulkan hal-hal aneh diluar kebiasaan pada umumnya, menurut kaum Mu'tazilah ini termasuk perbuatan kufur karena dapat menyerupai dan melemahkan kebenaran para utusan Allah akan mukjizatnya, sedang menurut pendapat ulama yang TAHQIIQ (kuat dalam pernyataannya) hukumnya di perinci :

■1.Boleh : Apabila pelakunya disiplin syari’at (mutasyarri’), kemudian yang dibaca (mantera) tidak bertentangan dengan syariát dan tidak menimbulkan dloror syar’i (termasuk menghilangkan kesadaran, akan tetapi tidak ada manfaat yang sebanding). Bila yang terjadi semacam ini, maka hal tersebut bukanlah sihir tetapi kelebihan dan ma'unah

■2.Tidak boleh (haram) : Apabila pelakunya tidak disiplin syariát (fasiq) atau yang dibaca dilarang menurut syara’ atau menimbulkan dloror syar’i (termasuk hilangnya kesadaran dan tidak ada manfaat sebanding).

◾ *JIN ISLAM DAN JIN KAFIR* ■

“Jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Jin mengalami hidup dan mati. Sedangkan syetan tidak ada yang muslim. Mereka akan mati jika Iblis mati”.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

( ADZDZARIYAAT 56).

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ

Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
(AL-AN'AM 130)

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)." Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.

Tidak ada perbedaan pendapat di antara ulama' tentang masuknya jin kafir ke dalam neraka, tetapi mereka berbeda pendpat tentang masuknya jin mukmin ke dalam syurga. Menurut pendapat yang benar adalah jin yang beriman bisa msuk syurga, ini adalah pendapat yang dipilih oleh imam ibnu katsir dlm kitab tafsirnya juga pendapatnya jama'ah ulama' salaf. Sedangkan ulama' yang berpendapat bahwa jin mukmin bisa masuk syurga maka mereka juga berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa jin cuma berada di emperan syurga saja, ada yang berpendapat bahwa jin di syurga tidak makan dan minum, ada yang berpendapat bahwa mereka di syurga tidak bisa melihat kita tetapi kita bisa melihatnya kebalikan ketika di dunia, ini pendapatnya Haris al muhasibi.ada juga yang berpendapat bahwa jin mukmin tidak masuk syurga tetapi pahala mereka adalah tidak masuk neraka dan mereka berada di al a'rof.

📖 REFERENSI:

. فتاوى الشبكة. الجز 7. صفحة 1949.

ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ: ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺠﻨﻲ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺨﺪﻡ ﺍﻹﻧﺲ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊ ﻧﻔﻌﻪ ﺑﻪ ﻭﺇﻋﺎﻧﺘﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺒﺎﺡ، ﻟﻤﺎ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ : ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ ﺃﻥ ﻳﻨﻔﻊ ﺃﺧﺎﻩ ﻓﻠﻴﻨﻔﻌﻪ. ﻭﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﺃﻳﻀﺎً: ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻋﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﻋﻮﻥ ﺃﺧﻴﻪ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﺍﻹﻧﺴﻲ ﻟﻠﺠﻨﻲ ﻭﺍﺳﺘﻌﺎﻧﺘﻪ ﺑﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺸﺮﻭﻉ ﻓﺎﻷﺻﻞ ﺇﺑﺎﺣﺘﻬﺎ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻓﻲ ﺍﺳﺘﺠﻼﺑﻪ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻣﺤﺮﻣﺔ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺑﺎﻟﻤﺴﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺒﺘﻌﺪ ﻋﻨﻪ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﺮﻭﻑ ﻓﻲ ﻫﺪﻱ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺃﻥ ﺗﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺤﺎﺫﻳﺮ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻓﻘﺪ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺠﻨﻲ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﻭﻗﺪ ﻳﻐﺪﺭ ﺑﺼﺎﺣﺒﻪ ﻭﻳﻜﺬﺏ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻗﺪ ﻳﻄﻠﺐ ﻣﻨﻪ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﻣﺤﺮﻣﺔ ﻭﻳﻔﺮﺿﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﺭﺍﺟﻊ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺫﺍﺕ ﺍﻷﺭﻗﺎﻡ ﺍﻟﺘﺎﻟﻴﺔ ﻟﻠﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻉ ﻭﻟﻠﺘﻌﻠﻴﻖ ﻋﻠﻰ.

dinukil dalam kitab Al Ajwibatul Gholiyah fii aqidati firqotin naajiyyah karya Habib Zainal Abidin Ba'lawi

س: فهل يجوز طلب الإغاثة من غير الله ؟
ج: نعم، يجوز طلبها من غيره تعالى باعتبار أنَّ المخلوق - المستغاث به - سبب و واسطة، فإن الإغاثة وإن كانت من الله عز وجل على الحقيقة فلا ينافي أن الله تعالى جعل لذلك أسباباً و وسائط أعدَّها له، والدليل على ذلك قوله صلى الله عليه وسلم: (( والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه )) رواه مسلم . وقوله صلى الله عليه وسلم في حقوق الطريق: (( وأن تغيثوا الملهوف وتهدوا الضال )) رواه أبو داود . فنسب الإغاثة إلى العبد وأضافها إليه وندب العباد أن يعين بعضهم بعضا ، فالمستعين بغير لله لا يطلب منه أن يخلق شيئاً وإنما قصده منه أن يدعو الله له في تخليصه من شدة مثلاً .

... س: ما الدليل على مشروعية الاستغاثة ؟
ج: لذلك أدلة كثيرة، منها ما رواه البخاري في صحيحه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إنَّ الشمس تدنو يوم القيامة حتى يبلغ العرق نصف الإذن، فبينما هم كذلك استغاثوا بآدم ثم بموسى ثم بمحمد صلى الله عليه وسلم ... )) الحديث، فقد أجمع أهل الموقف كلهم على جواز الاستغاثة بالأنبياء عليهم السلام وذلك بإلهام من الله تعالى لهم وفي ذلك أدلّ دليل على مشروعية الاستغاثة بغير الله . ومنها ما رواه الطبراني أنه صلى الله عليه وسلم قال: (( إذا ضل أحدكم - أي عن الطريق - أو أراد عوناً وهو بأرض ليس فيها أنيس، فليقل: ياعباد الله أغيثوني )) وفي رواية: (( أعينوني فإن لله عباداً لا ترونهم )) . فهذا الحديث صريح في جواز الاستغاثة والنداء بالغائبين من الأحياء والأموات، والله أعلم .

Tambahan ibroh.

( مسألة: فى أقسام السحر وحكمه )الى أن قال ومنها الاستعانة بالأرواح الأرضية بواسطة الرياضة وقراءة العزائم إلى حيث يخلق الله تعالى عقب ذلك على سبيل جرى العادة بعض خوارق وهذا النوع قالت المعتزلة إنه كفر لأنه لا يمكن معه معرفة صدق الرسل عليهم الصلاة والسلام للالتباس, ورد بأن العادة الإلهية جرت بصرف المعارضين للرسل عن إظهار خارق ثم التحقيق أن يقال إن كان من يتعاطى ذلك خيرا متشرعا فى كامل ما يأتى ويدر وكان من يستعين به من الأرواح الخيرة وكانت عزائمه لا تخالف الشرع وليس فيما يظهر على يده من الخوارق ضرر شرعى على أحد فليس ذلك من السحر بل من الأسرار والمعونة وإلا فهو حرام إن تعلمه ليعمل به بل يكفر إن اعتقد حل ذلك فإن تعلمه ليتوقاه فمباح وإلا فمكروه. إهـ هامش فتح الوهاب الجزء الثانى ص : 151 دار إحياء الكتب العربية

(تفسير البغوي – ج ٤ / ص ٣٧٩)
وَفِي الْجِنِّ مُسْلِمُوْنَ وَكَافِرُوْنَ، وَيَحْيَوْنَ وَيَمُوْتُوْنَ، وَأَمَّا الشَّيَاطِيْنُ؛ فَلَيْسَ مِنْهُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَيَمُوْتُوْنَ إِذَا مَاتَ إِبْلِيْسُ.

- kitab tafsir ibnu katsir :

والحق أن مؤمنهم كمؤمني الإنس يدخلون الجنة ، كما هو مذهب جماعة من السلف ، وقد استدل بعضهم لهذا بقوله : ( لم يطمثهن إنس قبلهم ولا جان ) [ الرحمن : 74 ] ، وفي هذا الاستدلال نظر ، وأحسن منه قوله تعالى : ( ولمن خاف مقام ربه جنتان فبأي آلاء ربكما تكذبان ) [ الرحمن : 46 ، 47 ] ، فقد امتن تعالى على الثقلين بأن جعل جزاء محسنهم الجنة ، وقد قابلت الجن هذه الآية بالشكر القولي أبلغ من الإنس ، فقالوا : " ولا بشيء من آلائك ربنا نكذب ، فلك الحمد " فلم يكن تعالى ليمتن عليهم بجزاء لا يحصل لهمالي ان قال] ، ولا خلاف أن مؤمني قومه في الجنة ، فكذلك هؤلاء . وقد حكي فيهم أقوال غريبة فعن عمر بن عبد العزيز : أنهم لا يدخلون بحبوحة الجنة ، وإنما يكونون في ربضها وحولها وفي أرجائها . ومن الناس من زعم أنهم في الجنة يراهم بنو آدم ولا يرون بني آدم عكس ما كانوا عليه في الدار الدنيا . ومن الناس من قال : لا يأكلون في الجنة ولا يشربون ، وإنما يلهمون التسبيح والتحميد والتقديس ، عوضا عن الطعام والشراب كالملائكة ، لأنهم من جنسهم . وكل هذه الأقوال فيها نظر ، ول دليل عليها


- kitab asbah wan nadhoir imam suyuti

: لا خلاف في أن كفار الجن في النار . واختلف : هل يدخل مؤمنهم الجنة ، ويثابون على الطاعة ؟ على أقوال ، أحسنها : نعم ، وينسب للجمهور ومن أدلته : قوله تعالى { ولمن خاف مقام ربه جنتان فبأي آلاء ربكما تكذبان } إلى آخر السورة ، والخطاب للجن والإنس ، فامتن عليهم بجزاء الجنة ووصفها لهم ، وشوقهم إليها ، فدل على أنهم ينالون ما امتن به عليهم إذا آمنوا . وقيل : لا يدخلونها ، وثوابهم النجاة من النار . وقيل : يكونون في الأعراف . الثالثة : ذهب الحارث المحاسبي إلى أن الجن الذين يدخلون الجنة يكونون يوم القيامة نراهم ولا يرونا ، عكس ما كانوا عليه في الدنيا .

https://diskusihukumfiqh212.blogspot.com

[ Wallahu A'lam ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...