Label

Sabtu, 26 Agustus 2017

HUKUM ZIKIR MENGGUNAKAN TASBIH

KEPUTUSAN TEAM DHF
HUKUM ZIKIR MENGGUNAKAN TASBIH
-------------------------------------
Assalamualaikum
Pertanyaan :
Apa hukumnya zikir dengan mengunakan tasbih?
Jawaban :
Hukum berdzikir dengan menggunakan tasbih adalah Sunnah.
Sedangakan hukum membuatnya tafsil :
-Sunnah, selama tasbih yang dipegangnya itu digunakan untuk berdzikir.
Dan Makruh, jika hanya dibuat sebagai alat yang diputar2 sedangkan hati dan lisannya sibuk dengan membicarakan urusan dunia.
Alat Tasbih sudah dikenal sejak zaman sahabat, Abdullah bin Ahmad meriwayatkan sebuah hadits, beliau menyatakan bahwa Abu Hurairoh mempunyai benang yang berisi seribu biji tasbih, beliau tidak akan tidur kecuali membaca tasbih dengan alat tersebut. Kemudian terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan imam ad-Dailamiy, yang berbunyi, " Sebaik2nya alat berdzikir adalah Tasbih".
Hanya saja Imam munawi pernah menukil dari sebagian ulama yang semasa dengan imam Bulqini, menurut mereka, jika tidak takut terjadi kesalahan menghitung, maka membaca tasbih dengan jari-jemari lebih utama, karena secara berlandasan pada makna hadits secara tersurat. Tetapi jika menggunakan jari-jemari dimhawatirkan akan salah hitung, maka lebih afdhol memakai tasbih.
Sungguh banyak sekali para Wali Allah yang membuat dan memakainya, bahkan Syekh Junaid al-Baghdadi, pernah terlihat menggunakan tasbih, lalu beliaupun ditanyakan akan hal tersebut, " Apakah orang sekelas anda memakai tasbih"? Kemudian beliaupun menjawab, " Tasbih ini sebagai jalan yang dengannya Aku bisa sampai kepada Allah, oleh karenanya, aku tidak akan pernah melepaskannya".
فيض القدير شرح الجامع الصغير
5587 - (ﻋﻠﻴﻜﻦ) ﺃﻳﺘﻬﺎ اﻟﻨﺴﻮﺓ (ﺑﺎﻟﺘﺴﺒﻴﺢ) ﺃﻱ ﺑﻘﻮﻝ ﺳﺒﺤﺎﻥ اﻟﻠﻪ (ﻭاﻟﺘﻬﻠﻴﻞ) ﺃﻱ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ (ﻭاﻟﺘﻘﺪﻳﺲ) ﺃﻱ ﻗﻮﻝ ﺳﺒﻮﺡ ﻗﺪﻭﺱ ﺭﺏ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭاﻟﺮﻭﺡ ﻗﺎﻟﻮا: ﻭاﻟﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭاﻟﺘﻘﺪﻳﺲ ﺃﻥ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻟﻷﺳﻤﺎء ﻭاﻟﺘﻘﺪﻳﺲ ﻟﻵﻻء ﻭﻛﻼﻫﻤﺎ ﻳﺆﺩﻱ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﻈﻤﺔ (ﻭاﻋﻘﺪﻥ ﺑﺎﻷﻧﺎﻣﻞ) ﺃﻱ اﻋﺪﺩﻥ ﻋﺪﺩ ﻣﺮاﺕ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﺑﻬﺎ ﻭﻫﺬا ﻇﺎﻫﺮ ﻓﻲ ﻋﻘﺪ ﻛﻞ ﺃﺻﺒﻊ ﻋﻠﻰ ﺣﺪﺗﻪ ﻻ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻌﺪ ﺑﻌﻘﺪ اﻷﺻﺎﺑﻊ (ﻓﺈﻧﻬﻦ ﻣﺴﺆﻭﻻﺕ) ﻋﻦ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ (ﻣﺴﺘﻨﻄﻘﺎﺕ) ﻟﻠﺸﻬﺎﺩﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺄﻣﺎ اﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﺘﻨﻄﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺨﻴﺮﻩ ﻭﺗﺴﻜﺖ ﻋﻦ ﺷﺮﻩ ﺳﺘﺮا ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﻜﺎﻓﺮ ﺑﺎﻟﻌﻜﺲ ﻓﺈﻥ ﺧﻴﺮﻩ ﻟﻐﻴﺮ اﻟﻠﻪ ﻓﻬﻮ ﻫﺒﺎء (ﻭﻻ ﺗﻐﻔﻠﻦ) ﺑﻀﻢ اﻟﻔﺎء ﺑﻀﺒﻂ اﻟﻤﺆﻟﻒ (ﻓﺘﻨﺴﻴﻦ) ﺑﻀﻢ اﻟﻤﺜﻨﺎﺓ اﻟﻔﻮﻗﻴﺔ ﻭﺳﻜﻮﻥ اﻟﻨﻮﻥ ﻭﻓﺘﺢ اﻟﺴﻴﻦ ﺑﺨﻄﻪ (اﻟﺮﺣﻤﺔ) ﺃﻱ ﻻ ﺗﺘﺮﻛﻦ اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺘﻨﺴﻴﻦ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻫﺬا ﺃﺻﻞ ﻓﻲ ﻧﺪﺏ السبحة اﻟﻤﻌﺮﻭﻓﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻓﻘﺪ ﺃﺧﺮﺝ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺧﻴﻂ ﻓﻴﻪ ﺃﻟﻔﺎ ﻋﻘﺪﺓ ﻓﻼ ﻳﻨﺎﻡ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺒﺢ ﺑﻪ ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻭاﻩ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻧﻌﻢ اﻟﻤﺬﻛﺮ اﻝﺳﺒﺤﺔ ﻟﻜﻦ ﻧﻘﻞ اﻟﻤﺆﻟﻒ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﻣﻌﺎﺻﺮﻱ اﻟﺠﻼﻝ اﻟﺒﻠﻘﻴﻨﻲ ﺃﻧﻪ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻥ ﻋﻘﺪ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﺑﺎﻷﻧﺎﻣﻞ ﺃﻓﻀﻞ ﻟﻈﺎﻫﺮ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻟﻜﻦ ﻣﺤﻠﻪ ﺇﻥ ﺃﻣﻦ اﻟﻐﻠﻆ ﻭﺇﻻ ﻓﺎﻝﺳﺒﺤﺔ ﺃﻭﻟﻰ ﻭﻗﺪ اﺗﺨﺬ اﻝﺳﺒﺤﺔ ﺃﻭﻟﻴﺎء ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻭﺭﺅﻱ ﺑﻴﺪ اﻟﺠﻨﻴﺪ ﺳﺒﺤﺔ ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ: ﻣﺜﻠﻚ ﻳﻤﺴﻚ ﺑﻴﺪﻩ ﺳﺒﺤﺔ ﻓﻘﺎﻝ: ﻃﺮﻳﻖ ﻭﺻﻠﺖ ﺑﻪ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻲ ﻻ ﺃﻓﺎﺭﻗﻪ ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻋﻨﻪ ﺷﻲء اﺳﺘﻌﻤﻠﻨﺎﻩ ﻓﻲ اﻟﺒﺪاﻳﺎﺕ ﻻ ﻧﺘﺮﻛﻪ ﻓﻲ اﻟﻨﻬﺎﻳﺎﺕ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﺃﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺑﻘﻠﺒﻲ ﻭﻳﺪﻱ ﻭﻟﺴﺎﻧﻲ ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻘﻞ ﻋﻦ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﺴﻠﻒ ﻭﻻ اﻟﺨﻠﻒ ﻛﺮاﻫﺘﻬﺎ ﻧﻌﻢ ﻣﺤﻞ ﻧﺪﺏ اﺗﺨﺎﺫﻫﺎ ﻓﻴﻤﻦ ﻳﻌﺪﻫﺎ ﻟﻠﺬﻛﺮ ﺑﺎﻟﺠﻤﻌﻴﺔ ﻭاﻟﺤﻀﻮﺭ ﻭﻣﺸﺎﺭﻛﺔ اﻟﻘﻠﺐ ﻟﻠﺴﺎﻥ ﻓﻲ اﻟﺬﻛﺮ ﻭاﻟﻤﺒﺎﻟﻐﺔ ﻓﻲ ﺇﺧﻔﺎء ﺫﻟﻚ ﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﺃﻟﻔﻪ اﻟﻐﻔﻠﺔ اﻟﺒﻄﻠﺔ ﻣﻦ ﺇﻣﺴﺎﻙ ﺳﺒﺤﺔ ﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﺣﺒﺎﺗﻬﺎ اﻟﺰﻳﻨﺔ ﻭﻏﻠﻮ اﻟﺜﻤﻦ ﻭﻳﻤﺴﻜﻬﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺣﻀﻮﺭ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﻻ ﻓﻜﺮ ﻭﻳﺘﺤﺪﺙ ﻭﻳﺴﻤﻊ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻭﻳﺤﻜﻴﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﺤﺮﻙ ﺣﺒﺎﺗﻬﺎ ﺑﻴﺪﻩ ﻣﻊ اﺷﺘﻐﺎﻝ ﻗﻠﺒﻪ ﻭﻟﺴﺎﻧﻪ ﺑﺎﻷﻣﻮﺭ اﻟﺪﻧﻴﻮﻳﺔ ﻓﻬﻮ ﻣﺬﻣﻮﻡ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻣﻦ ﺃﻗﺒﺢ اﻟﻘﺒﺎﺋﺢ
(ﺗ ﻛ ﻋﻦ ﻳﺴﻴﺮﺓ) ﺑﻤﺜﻨﺎﺓ ﺗﺤﺘﻴﺔ ﻣﻀﻤﻮﻣﺔ ﻭﺳﻴﻦ ﻭﺭاء ﻣﻬﻤﻠﺘﻴﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺜﻨﺎﺓ ﺗﺤﺘﻴﺔ ﻭﻫﻲ ﺑﻨﺖ ﻳﺎﺳﺮ ﺃﻭ ﺃﻡ ﻳﺎﺳﺮ ﺻﺤﺎﺑﻴﺔ ﻣﻦ اﻷﻧﺼﺎﺭﻳﺎﺕ ﻭﻗﻴﻞ ﻣﻦ اﻟﻤﻬﺎﺟﺮاﺕ ﻭﻇﺎﻫﺮ اﻗﺘﺼﺎﺭ اﻟﻤﺼﻨﻒ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺃﻧﻪ ﺗﻔﺮﺩ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺑﻴﻦ اﻟﺴﺘﺔ ﻭﻟﻴﺲ ﻛﺬﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﻟﻢ ﻳﻀﻌﻔﻪ
Mufti al-Azhar, Syekh Athiyah Shaqr menajawab dengan dalil sangat panjang, namun saya ringkas sebagai berikut:
ﻭﺇﻟﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺇﻗﺮاﺭ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻬﺬا اﻟﻌﻤﻞ ﻭﻋﺪﻡ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ، اﺗﺨﺬ ﻋﺪﺩ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﻟﺴﻠﻒ اﻟﺼﺎﻟﺢ اﻟﻨﻮﻯ ﻭاﻟﺤﺼﻰ ﻭﻋﻘﺪ اﻟﺨﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻀﺒﻂ اﻟﻌﺪﺩ ﻓﻰ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ
Disamping Nabi menyetujui terhadap Sahabat yang membaca tasbih dengan batu kecil [HR Abu Dawud] serta Nabi tidak mengingkarinya, ternyata ada banyak Sahabat dan ulama Salaf yang menjadikan batu, kerikil dan pintalan tali sebagai sarana untuk menghitung bacaan tasbih, dan mereka tidak mengingkarinya.
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻳﻀﺎ ﻓﻲ ﺑﺎﺏ اﻟﺰﻫﺪ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ اﻟﺪﺭﺩاء ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻧﻮﻯ ﻣﻦ ﻧﻮﻯ اﻟﻌﺠﻮﺓ ﻓﻰ ﻛﻴﺲ، ﻓﺈﺫا ﺻﻠﻰ اﻟﻐﺪاﺓ - اﻟﺼﺒﺢ - ﺃﺧﺮﺟﻬﻦ ﻭاﺣﺪﺓ ﻭاﺣﺪﺓ ﻳﺴﺒﺢ ﺑﻬﻦ ﺣﺘﻰ ﻳﻨﻔﺪﻥ.
Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam az-Zuhd bahwa Sahabat Abu Darda' memiliki biji Ajwa' dalam sebuah wadah. Jika beliau selesai salat Subuh maka ia mengeluarkannya satu persatu dengan membaca Tasbih hingga habis
ﻭﺃﻗﻮﻝ: ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: "ﻭاﻋﻘﺪﻥ ﺑﺎﻷﻧﺎﻣﻞ ﻓﺎﻧﻬﻦ ﻣﺴﺌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻨﻄﻘﺎﺕ " ﻓﺈﻥ ﺣﺒﺎﺕ اﻟﻤﺴﺒﺤﺔ ﻻ ﺗﺤﺮﻛﻬﺎ ﻓﻰ ﻳﺪ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﻻ اﻷﻧﺎﻣﻞ، ﻭﻫﻰ ﺳﺘﺴﺄﻝ ﻭﺗﺴﺘﻨﻄﻖ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ ﻟﺘﺸﻬﺪ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﺒﺢ ﺑﻬﺎ
Saya (Syekh Athiyah) katakan bahwa jika Nabi bersabda: "Hitunglah dzikir dengan jari-jari. Sebab ia akan ditanya dan diminta kesaksian" [HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi]. Maka, biji-biji tasbih tidaklah digerakkan kecuali dengan tangan. Maka ia akan ditanya dan dapat bicara disisi Allah agar menjadi saksi bahwa ia bertasbih.
Jika memakai tasbih apa tidak menyerupai agama Hindu? Syekh Athiyah menjelaskan:
ﻓﺎﻟﻔﺮﻗﺔ اﻟﺸﻴﻮاﺋﻴﺔ ﺳﺒﺤﺘﻬﺎ ﺃﺭﺑﻊ ﻭﺛﻤﺎﻧﻮﻥ ﺣﺒﺔ، ﻭاﻟﻔﺮﻗﺔ اﻟﻮﺷﻨﻮﻳﺔ ﺳﺒﺤﺘﻬﺎ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﺛﻤﺎﻥ ﺣﺒﺎﺕ
Kekompok Shiwa tasbihnya sebanyak 84 biji. Aliran Wishnu tasbihnya adalah 108 biji. (Diringkas dari kitab Fatawa al-Azhar, 9/11)
Sementara tasbih yang digunakan umat Islam adalah 99 atau 33. Dengan demikian tidak ada tasyabbuh dengan non Muslim.
Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...