Label

Sabtu, 28 Oktober 2017

RIBA DAN HUKUM RIBA SERTA PEMBAGIAN JUGA CONTOHNYA DALAM MADZHAB SYAFII

KESIMPULAN TEAM DHF

*Divinisi RIBA DAN HUKUM RIBA SERTA PEMBAGIAN JUGA CONTOH NYA DALAM MADZHAB SYAFII*

□□□□□□□□□□□□□□□■□■■■■■■■■■

BAB RIBA (Fasal) menjelaskan riba. Lafadz “riba” dengan menggunakan alif maqshurah

.‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﺑِﺄَﻟِﻒٍ ﻣَﻘْﺼُﻮْﺭَﺓٍ

riba- secara bahasa bermakna tambahan. Dan secara syara’ adalah menukar ‘iwadl / sesuatu dengan sesuatu yang lain yang tidak diketahui kesetaraannya di dalam ukuran syar’i ketika akad, atau dengan menunda penyerahan kedua barang yang ditukar atau salah satunya.
ﻟُﻐَﺔً ﺍﻟﺰِّﻳَﺎﺩَﺓُ ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﻣُﻘَﺎﺑَﻠَﺔُ ﻋِﻮَﺽٍ ﺑِﺂﺧَﺮَ ﻣَﺠْﻬُﻮْﻝِ ﺍﻟﺘَّﻤَﺎﺛُﻞِ ﻓِﻲْ ﻣِﻌْﻴَﺎﺭِ ﺍﻟﺸَّﺮْﻉِ ﺣَﺎﻟَﺔَ ﺍﻟْﻌَﻘْﺪِ ﺃَﻭْ ﻣَﻊَ ﺗَﺄْﺧَﻴْﺮٍ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻌِﻮَﺿَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﺃَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ

Akad riba hukumnya haram. ‏( ﻭَﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﺣَﺮَﺍﻡٌ

Akad riba hanya terjadi pada emas, perak dan makanan.
ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥ
ُ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ ﻭَﺍﻟْﻔِﻀَّﺔِ ﻭَ ‏) ﻓِﻲ ‏( ﺍﻟْﻤَﻄْﻌُﻮْﻣَﺎﺕِ ‏)

-yang di maksud dengan- makanan adalah benda-benda yang biasanya ditujukan untuk makanan guna penguat badan, camilan, atau obat-obatan. Dan riba tidak terjadi pada selain barang-barang tersebut.
ﻭَﻫِﻲَ ﻣَﺎ ﻳُﻘْﺼَﺪُ ﻏَﺎﻟِﺒًﺎ ﻟْﻠﻄُّﻌْﻢِ ﺍﻗْﺘِﻴَﺎﺗًﺎ ﺃَﻭْ ﺗَﻔَﻜُّﻬًﺎ ﺃَﻭْ ﺗَﺪَﺍﻭِﻳًﺎ ﻭَﻟَﺎﻳَﺠْﺮِﻱ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﻓِﻲْ ﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ

Tidak boleh menjual emas dengan emas, dan menjual perak begitu juga dengan perak, keduanya sudah dicetak ataupun belum, kecuali ukurannya sama.
‏( ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ ﺑِﺎﻟﺬَّﻫَﺐِ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟْﻔِﻀَّﺔِ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ‏) ﺃَﻱْ ﺑِﺎﻟْﻔِﻀَّﺔِ ﻣَﻀْﺮُﻭْﺑَﻴْﻦِ ﻛَﺎﻧَﺎ ﺃَﻭْ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻀْﺮُﻭْﺑَﻴْﻦِ ‏( ﺇِﻟَّﺎ ﻣُﺘَﻤَﺎﺛِﻠًﺎ ‏) ﺃَﻱْ ﻣِﺜْﻠًﺎ ﺑِﻤِﺜْﻞٍ


Maka tidak sah menjual sesuatu dari barang tersebut dengan ukuran yang berbeda.
ﻓَﻠَﺎ ﻳَﺼِﺢُّ ﺑَﻴْﻊُ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﻣُﺘَﻔَﺎﺿِﻠًﺎ

Ungkapan mushannif “naqdan” maksudnya adalah serah terima secara langsung.
ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪ
ُ ‏( ﻧَﻘْﺪًﺍ ‏) ﺃَﻱْ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻳَﺪًّﺍ ﺑِﻴَﺪٍّ

Sehingga, kalau sesuatu dari barang tersebut dijual dengan cara tempo, maka hukumnya tidak sah.
ﻓَﻠَﻮْ ﺑِﻴْﻊَ ﺷَﻴْﺊٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚ
َ ﻣُﺆَﺟَّﻠًﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺼِﺢَّ

Tidak sah menjual barang yang telah dibeli oleh seseorang kecuali ia telah menerimanya, baik ia jual lagi kepada penjual barang tersebut atau pada yang lainnya.

‏( ﻭَﻟَﺎ ‏) ﻳَﺼِﺢُّ ‏( ﺑَﻴْﻊُ ﻣَﺎ ﺍﺑْﺘَﺎﻋَﻪُ ‏) ﺍﻟﺸَّﺨْﺺُ ‏( ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘْﺒِﻀَﻪُ ‏) ﺳَﻮَﺍﺀٌ ﺑَﺎﻋَﻪُ ﻟِﻠْﺒَﺎﺋِﻊِ ﺃَﻭْ ﻟِﻐَﻴْﺮِﻩِ

Tidak boleh menjual daging yang dibeli dengan binatang.
‏( ﻭَﻟَﺎ ‏) ﻳَﺠُﻮْﺯُ ‏( ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟﻠَّﺤْﻢِ ﺑِﺎﻟْﺤَﻴَﻮَﺍﻥِ ‏)


Baik daging dari jenis binatang tersebut seperti menjual daging kambing dibeli dengan kambing, atau dari selain jenis binatang tersebut akan tetapi masih dari dagingnya binatang yang halal dimakan seperti menjual daging sapi dibeli dengan satu ekor kambing.
ﺳَﻮَﺍﺀٌ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﺟِﻨْﺴِﻪِ ﻛَﺒَﻴْﻊِ ﻟَﺤْﻢِ ﺷَﺎﺓٍ ﺑِﺸَﺎﺓٍ ﺃَﻭْ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺟِﻨْﺴِﻪِ ﻟَﻜِﻦْ ﻣِﻦْ ﻣَﺄْﻛُﻮْﻝٍ ﻛَﺒَﻴْﻊِ ﻟَﺤْﻢِ ﺑَﻘَﺮٍ ﺑِﺸَﺎﺓٍ .

Diperbolehkan menjual emas dibeli dengan perak dengan ukuran berbeda, akan tetapi harus kontan, maksudnya seketika diterima sebelum berpisah.
‏( ﻭَﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ ﺑِﺎﻟْﻔِﻀَّﺔ ﻣُﺘَﻔَﺎﺿِﻠًﺎ ‏) ﻟَﻜِﻦْ ‏( ﻧَﻘْﺪًﺍ ‏)
ﺃَﻱْ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻣَﻘْﺒُﻮْﺿًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻔَﺮُّﻕِ

Begitu juga makanan, tidak boleh menjual satu jenis makanan dibeli dengan jenis makanan yang sama kecuali dengan ukuran yang sama dan kontan, maksudnya diterima seketika sebelum berpisah.
‏( ﻭَﻛَﺬِﻟَﻚَ ﺍﻟْﻤَﻄْﻌُﻮْﻣَﺎﺕُ ﻟَﺎﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟْﺠِﻨْﺲِ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﻤِﺜْﻠِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻣُﺘَﻤَﺎﺛِﻠًﺎ ﻧَﻘْﺪًﺍ ‏) ﺃَﻱْ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻣَﻘْﺒُﻮْﺿًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻔَﺮُّﻕِ

Dan boleh menjual satu jenis makanan dibeli dengan jenis makanan yang lain dengan ukuran berbeda, akan tetapi harus kontan, maksudnya diterima seketika sebelum berpisah
‏( ﻭَﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟْﺠِﻨْﺲ
ِ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﻐَﻴْﺮِﻩِ ﻣُﺘَﻔَﺎﺿِﻠًﺎ ‏) ﻟَﻜِﻦْ ‏( ﻧَﻘْﺪًﺍ ‏) ﺃَﻱْ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻣَﻘْﺒُﻮْﺿًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻔَﺮُّﻕِ

Sehingga, kalau kedua orang yang melakukan transaksi berpisah sebelum menerima semua barangnya, maka hukum akadnya batal. Atau setelah menerima sebagiannya saja, maka dalam permasalahan ini terdapat dua pendapat tentang tafriqus shufqah[1] (memisah akad).
ﻓَﻠَﻮْ ﺗَﻔَﺮَّﻕَ ﺍﻟْﻤُﺘَﺒَﺎﻳِﻌَﺎﻥِ ﻗَﺒْﻞ
َ ﻗَﺒْﺾِ ﻛُﻠِّﻪِ ﺑَﻄَﻞَ ﺃَﻭْ ﺑَﻌْﺪَ ﻗَﺒْﺾِ
ﺑَﻌْﻀِﻪِ ﻓَﻔِﻴْﻪِ ﻗَﻮْﻟَﺎ ﺗَﻔْﺮِﻳْﻖِ ﺍﻟﺼُّﻔْﻘَﺔِ

Tidak boleh melakukan transaksi yang mengandung unsur tidak jelas / penipuan, seperti menjual salah satu budak dari burak-budaknya -tanpa ditentukan yang mana-, atau menjual burung yang sedang terbang di angkasa.
‏( ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻊُ ﺍﻟْﻐَﺮَﺭِ ‏) ﻛَﺒَﻴْﻊِ ﻋَﺒْﺪٍ ﻣِﻦْ ﻋَﺒِﻴْﺪِﻩِ ﺃَﻭْ ﻃَﻴْﺮٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬَﻮَﺍﺀِ .

Catatan:
[1] Tafriqus shufqah adalah menghukumi sah terhadap sebagian akad tidak pada sebagian yang lain.

(Sumber : Kitab Fathul Qorib)

Dalam.madzhab syafii secara garis besar *RIBA ADA 3.MACAM*
1.RIBA FADL (riba qord bagian dari riba fadl)

2.RIBA NASI'AH (riba nasa' masuk pada riba nasi'ah)

3.RIBA YADD

kemudian di rinci lagi mnjadi 4.bagian ada yg merinci menjadi 5 bagian.

*PENGERTIAN RIBA SECARA RINCI*

1. Riba Nasi’ah
Riba ini sebagaimana yang diharamkan Allah dalam Qs. An-Nisa:     . Menurut ahli tafsir berdasarkan ayat tersebut Allah telah mengharamkan bentuk riba yang berlaku pada zaman Jahiliyah, yang disebut juga dengan riba Nasi’ah. Yaitu riba yang dalam perakteknya orang yang memberi hutang mensyaratkan kepada orang yang menghutangya, ketika sudah jatuh tempo pembayaran orang yang berhutang harus memilih antara melunasi hutangnya atau diberi tempo lagi dengan membayar dua kali lipat, seperti hutang seribu menjadi dua ribu. Dengan demikian riba Jahiliyah (Nasi’ah) adalah bentuk riba yang memaksa dan memeras orang yang berhutang. Sehingga orang yang berhutang merasa sangat berat dan tertekan, lebih-lebih jika yang berhutang itu adalah orang susah.

2. Riba Qordlu
Menurut mazhab Imam Syafi’I riba Qordlu adalah orang yang menghutangkan mensyaratkan manfaat kepada orang yang menghutangnya, baik merupakan ziadah (tambahan) dari pokok hutangnya maupun tidak, serta syarat manfaat tersebut disebutkan pada saat transaksi (akad). Hal ini sebagaimana sabda Nabi Saw. :
كلّ قرض جرّ نفعا فهو ربا
Maksud hadits tersebut menurut ulama mazhab Imam Syafi’i adalah setiap pinjaman dalam bentuk Qordlu yang menggunakan syarat, menarik kemanfaatan bagi yang menghutangkannya dan syarat-syaratnya disebutkan pada waktu akad, maka itu disebut riba Qordlu.
Dengan demikian, jika syarat-syarat tersebut tidak disebutkan pada waktu akad (transaksi) maka hal itu tidak termasuk riba Qordu. Seperti sebelum melakukan akad ada kesepakatan terlebih dahulu antara orang yang menghutang dengan orang yang menghutangkan untuk mengadaan keuntungan/manfaat. Akan tetapi syaratnya tidak boleh ada unsur pemerasan, curang dan paksaan. Keuntungan atau manfaat itu bisa dijadikan sebagai hadiah, hibah atau shodaqoh kepada orang yang memberi hutang. Mengenai hal ini sebagaimana diterangkan dalam kitab Fathul Mu’in: 23 juz : 3
Dalam kitab tersebut juga dijelaskan, bahwa menghailah riba (mencari jalan lain supaya tidak masuk ke dalam kategori riba) dalam mazhab Imam Syafi’i itu hukumnya makruh. Oleh karenanya, apabila kita akan meminjam uang sementara kebiasaan ditempat pinjaman tersebut ada bunganya, maka kelebihan atau bunga tersebut jangan disebutkan pada waktu transaksi (akad) nya, kelebihan/bunga tersebut kita jadikan sebagai hadiah atau shodaqoh bagi pemberi hutang.  Namun jika tidak dihailah, seperti kelebihan/bunganya disebutkan pada saat transaksi maka itu hukumnya haram dan berdosa. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Ziyad dalam Kitab Fathul Mu’in.

3. Riba Fadlin
Riba Fadlin adalah menukarkan barang ribawi (emas, perak, makanan) yang sejenis dengan ukuran yang tidak sama. Seperti menukarkan emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras. Contohnya menukarkan 10 gram emas dengan 12 gram emas, atau 1 Kg beras dengan 1,5 Kg beras.  Perbuatan tersebut termasuk riba dan hukumnya haram. Akan tetapi dalam keadaan sangat membutuhkan, ada jalan keluarnya supaya terhindar dari hukum haram, yaitu dengan cara saling memberi atau saling meminjamkan  lalu kedua belah pihak saling membebaskan. Menghailah seperti ini menurut Mazhab Imam Syafi’i itu boleh dilakukan.


4. Riba Yad
Riba Yad yaitu menjual barang ribawi dengan cara tidak saling menyerah terimakan. Seperti menjual emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras akan tetapi tidak saling menyerahterimakan barangnya, lalu keduanya berpisah pada saat  belum terjadi serah terima. Mengenai ketiga jenis riba ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Nabi Saw :
لا تبيعوا الذّهب بالذّهب ولا الورق بالورق ولا البرّ بالبرّ ولا التّمر بالتّمر ولا الملح بالملح الاّ سواء بسواء عينا بعين يدا بيد فاذا اختلفت هذه الاصناف فبيع كيف شءتم اذا كان يدا بيد
“Kamu tidak boleh menjual emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam, kecuali dengan timbangan yang sama, dengan cara kontan dan saling menyerahterimakan barangnya. Apabila jenisnya berbeda maka boleh berbeda ukurannya akan tetapi harus kontan dan saling serah terima.”

TAMBAHAN:

5.Riba Nasa’
Riba Nasa’ yaitu menjual barang ribawi dengan cara dihutangkan. Seperti menjual emas dengan emas, perak dengan perak, kemudian proses pembayarannya tidak kontan.

👉🏿CONTOH2 RIBA:

1 Riba Fadl (Jual Beli)
Riba fadl merupakan riba yang muncul akibat adanya jual-beli atau pertukaran barang ribawi yang sejenis namun berbeda kadar atau takarannya.

Contohnya: 2 kg gandum yang bagus ditukar dengan 3 kg gandum yang sudah berkutu

Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah merupakan riba yang muncul akibat jual-beli atau pertukaran barang ribawi tidak sejenis yang dilakukan secara hutang (jatuh tempo) adanya tambahan nilai transaksi oleh perbedaa atau penangguhan waktu transaksi.

Contoh: Alpi pinjam uang kepada Lisa sebesar Rp 100.000 dengan tempo 1 bulan jika pengembalian lebih satu bulan maka ditambah Rp 1.000

Riba qardh
Riba qardh merupakan riba yang muncul akibat tambahan atas pokok pinjaman yang dipersyaratkan di muka oleh kreditur kepada pihak yang berhutang yang diambil sebagai keuntungan.

Contoh: Vna memeberikan pinjaman pada Zia sebasar Rp 500.000 dan wajib mengembalikan sebesar Rp 700.000 saat jatuh tempo dan kelebihan uang ini tidak jwlas untuk apa.
4-macam-riba-dan-contohnya

Riba yad
Riba yad merupakan riba yang muncul akibat adanya jul-beli atau pertukaran ribawi maupun bukan ribawi dimana terdapat perbedaan nilai transaksi bila penyerahan salah satu atau kedua-duanya diserahkan kemudian hari.

Contoh: Tio dan Yoi sedang melakukan transaksi jual beli motor, Tio menawarkan motornya kepada Yoi dengan harga Rp 13.000.000 jika dibeli secara tunai namun jika kredit menjadi seharga Rp 15.000.000 hingga sampai akhir akhir ransaksi tidak adanya keputusan mengenai harga.

●Berikut tadi penjelasan mengenai 4 Macam Riba Dan Contohnya semoga bisa menjadi pemahaman bersama dan menjadikan kita lebih berhati-hati lagi dalam menjalan transaksi terhadap sesama manusia. Jangan sampai kita terbodohi dan terkelabuhi oleh riba yang disamarkan menjadi transaksi jual beli. Jika tidak berhtai-hati maka kita sendiri yang akan merugi. Semoga ilmu yang sedikit ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.

■Refrensi:

اللباب فى الفقه الشافعى جز 1 ص 226_227 مكتبة الشاملة

باب الربا
والربا يثبت في شيئين ٧:
أحدهما: في النقد المعلوم، وهو الذهب /٨ والفضة.
والثاني: في المأكول والمشروب.
ثم له في الجنس الواحد تأثيران٩:
أحدهما: تحريم التفاضل.

والثاني: تحريم النّسأ، فإن تفرقا قبل القبض لم يجز.
وله في الجنسين المختلفين تأثير واحد وهو تحريم النّسأ، فإن تفرقا قبل القبض لم يجز١.
باب بيع اللحم بالحيوان
روى ابن المسيب٢ عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه نهى عن بيع اللحم بالحيوان ٣.
وهو على ضربين:
أحدهما: أن يكون الحيوان مأكول اللحم، فإن بيعه لا يجوز بلحم بحال٤.
والثاني: أن يكون الحيوان غير مأكول اللحم، ففيه قولان٥.
فإن باع حيوانا بلبن جاز، سواء كان مأكول اللحم أو غير مأكول اللحم١.
فإن باع شاة لبونا بشاة لبون لم يجز٢.

فتح المعين 1 ص 324 مكتبة الشاملة

وحرم ربا مر بيانه قريبا وهو أنواع:
ربا فضل بأن يزيد أحد العوضين.
ومنه ربا القرض: بأن يشترط فيه ما فيه نفع للمقرض.
وربا يد: بأن يفارق أحدهما مجلس العقد قبل التقابض.
وربا نساء: بأن يشترط أجل في أحد العوضين.
وكلها مجمع عليها.
ثم العوضان أن اتفقا جنسا: اشترط ثلاثة شروط تقدمت أو علة: وهي الطعم والنقدية اشترط شرطان تقدما.

Nihayatuz zain 1 hal 226_227 مكتبة الشاملة

و) الرِّبَا حرَام اتِّفَاقًا وَهُوَ إِمَّا رَبًّا فضل بِأَن يزِيد أحد الْعِوَضَيْنِ وَمِنْه رَبًّا الْقَرْض بِأَن يشْتَرط فِيهِ مَا فِيهِ نفع للمقرض غير الرَّهْن وَالْكَفَالَة وَالشَّهَادَة وَإِنَّمَا جعل رَبًّا الْقَرْض من رَبًّا الْفضل مَعَ أَنه لَيْسَ من هَذَا الْبَاب لِأَنَّهُ لما شَرط نفعا للمقرض كَانَ بِمَنْزِلَة أَنه بَاعَ مَا أقْرضهُ بِمَا يزِيد عَلَيْهِ من جنسه فَهُوَ مِنْهُ حكما وَمن شَرط النَّفْع مَا لَو أقْرضهُ بِمصْر وَأذن لَهُ فِي دَفعه لوَكِيله بِمَكَّة مثلا
وَإِمَّا رَبًّا يَد بِأَن يُفَارق أَحدهمَا مجْلِس العقد قبل التَّقَابُض وَإِمَّا رَبًّا نسَاء بِأَن يشرط أجل فِي أحد الْعِوَضَيْنِ وَكلهَا مجمع على بُطْلَانهَا وَالْقَصْد هُنَا بَيَان مَا (شَرط فِي بيع) رِبَوِيّ زِيَادَة

على مَا مر ثمَّ العوضان الربويان وَغَيرهمَا إِن اتفقَا جِنْسا اشْترط ثَلَاثَة شُرُوط أَو عِلّة وَهِي الطّعْم أَو النقدية اشْترط شَرْطَانِ وَإِلَّا كَبيع طَعَام بِنَقْد أَو ثوب أَو حَيَوَان بحيوان وَنَحْوه لم يشْتَرط شَيْء من تِلْكَ الثَّلَاثَة.

والله اعلم بالصواب
diakusihukumfiqh212.blogapot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...