Label

Sabtu, 26 Agustus 2017

HUKUM MEMPERCAYAI HARI BAIK

KESIMPULAN TEAM DHF
HUKUM MEMPERCAYAI HARI TIDAK BAIK
--------------------------------
PERTANYAAN
Assalamu alaikum wr wb..
Maog tanya ustdz, sebagian dari orang islam mempercayai dng ada nya hari sial..
Bagaimana hukum nya mempercayai hal hal tersebut secara syara'?..
JAWAB PARA MUJAWWIB DHF
وعليكم السلام ورحمةالله وبركاته
KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-3
Di Surabaya Pada Tanggal 12 Rabiuts Tsani 1347 H. / 28 September 1928 M.
58
. Mempercayai Hari Naas
Pertanyaan: Bolehkah berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau keempat pada tiap-tiap bulan, sebagaimana tercantum dalam kitab Lathaiful Akbar?
Jawaban: Muktamar memilih pendapat yang tidak membolehkan.
Keterangan, dalam kitab:
1. Al-Fatawa Al-Haditsiyah, hal. 28
ﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺄَﻝُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺤْﺲِ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﻳُﺠَﺎﺏُ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟْﺈِﻋْﺮَﺍﺽِ ﻋَﻨﻪُ ﻭَﺗَﺴْﻔِﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻪُ ﻭَﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﻟَﻪُ ﻗُﺒْﺤَﻪُ، ﻭَﺃََﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮْﺩِ ﻟَﺎ ﻣِﻦْ ﻫَﺪْﻱِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﺍﻟﻤﺘﻮﻛﻠﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺧﺎﻟﻘﻬﻢ ﻭﺑﺎﺭﺋﻬﻢ ﺍﻟَّﺬﻳﻦ ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺴَﺒُﻮْﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ . ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻨْﻘَﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟْﻤَﻨْﻘُﻮْﻃَﺔِ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻫَﺎ ﻋَﻦْ ﻋَﻠِﻲٍّ ﻛَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﺑَﺎﻃِﻞٌ ﻛَﺬِﺏٌ ﻟَﺎ ﺃَﺻْﻞَ ﻟَﻪُ ﻓَﻠْﻴَﺤْﺬَﺭْ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ
Barangsiapa yang bertanya tentang hari sial dan sesudahnya maka tidak perlu dijawab, melainkan dengan berpaling, menganggap bodoh tindakannya dan menjelaskan keburukannya, dan menjelaskan bahwa semua itu merupakan kebiasaan orang yahudi, bukan petunjuk bagi orang Islam yang bertawakal kepada penciptanya yang tidak pernah menggunakan hisab (perhitungan hari baik dan buruk).
Sedangkan keterangan menegenai hari-hari apes dan semacamnya yang dinukil dari Ali karramallahu wajhah adalah batil dan merupakan suatu kebohongan yang tidak memiliki dasar, karena itu berhati-hatilah kalian dari hal-hal tersebut.

من يسأل عن النحس ومابعده لإيجاب الأعراض عنه وتصفيه مافعله ويبين قبحه وإن ذلك من سنة اليهود لا من هدي المسلمين المتوكلين على خالقهم وبارئهم الذين لايحسبون وعلى ربهم يتوكلون. وما ينقلب من الأيام المنقوطة ونحوها عن علي حرم الله وجهه باطل كذب لاأصل له فليحذر من ذلك.
Kalau meyakini kejadian baik dan buruk akibat pengaruh hari-hari tersebut bisa di hukumi kufur, tapi kalau hanya terkait secara ‘ady (kejadian umum) serta dimungkinkan kedua hal tersebut tidak menimb…ulkan keterkaitan sama sekali maka Boleh
(مسألة) إذا سأل رجل اخر هل ليلة كذا او يوم كذا يصلح للعقد او النقلة فلا يحتاج إلي جواب لان الشارع نهي عن اعتقاد ذلك وزجر عنه زجرا بليغا فلا عبرة بمن يفعله. وذكر ابن الفركاح عن الشافعي انه ان كان المنجم يقول ويعتقد انه لايؤثر الا الله ولكن أجري الله العادة بأنه يقع كذا عند كذا . والمؤثر هو الله عز وجل. فهذه عندي لابأس فيه وحيث جاء الذم يحمل علي من يعتقد تأثير النجوم وغيرها من المخلوقات . وافتي الزملكاني بالتحريم مطلقا. اهـ
“Apabila seseorang bertanya pada orang lain, apakah malam ini baik untuk di gunakan akad nikah atau pindah rumah maka pertanyaan seperti tidak perlu dijawab, karena nabi pembawa syariat melarang meyakini hal semacam itu dan mencegahnya dengan pencegahan yang sempurna maka tidak ada pertimbangan lagi bagi orang yang masih suka mengerjakannya, Imam Ibnu Farkah menuturkan dengan menyadur pendapat Imam syafii : Bila ahli nujum tersebut meyakini bahwa yang menjadikan segala sesuatu hanya Allah hanya saja Allah menjadikan sebab akibat dalam setiap kebiasaan maka keyakinan semacam ini tidak apa-apa yang bermasalah dan tercela adalah bila seseorang berkeyakinan bahwa bintang-bintang dan makhluk lain adalah yang mempengaruhi akan terjadinya sesuatu itu sendiri (bukan Allah)”
Ghayat al Talkhis al Murad Hal 206

تحفة المريد ص : 58
فمن اعتقد أن الأسباب العادية كالنار والسكين والأكل والشرب تؤثر فى مسبباتها الحرق والقطع والشبع والرى بطبعها وذاتها فهو كافر بالإجماع أو بقوة خلقها الله فيها ففى كفره قولان والأصح أنه ليس بكافر بل فاسق مبتدع ومثل القائلين بذلك المعتزلة القائلون بأن العبد يخلق أفعال نفسه الإختيارية بقدرة خلقها الله فيه فالأصح عدم كفرهم ومن اعتقد المؤثر هو الله لكن جعل بين الأسباب ومسبباتها تلازما عقليا بحيث لا يصح تخلفها فهو جاهل وربما جره ذلك إلى الكفر فإنه قد ينكر معجزات الأنبياء لكونها على خلاف العادة ومن اعتقد أن المؤثر هو الله وجعل بين الأسباب والمسببات تلازما عادي بحيث يصح تخلفها فهو المؤمن الناجى إن شاء الله إهـ
“Barangsiapa berkeyakinan segala sesuatu terkait dan tergantung pada sebab dan akibat seperti api menyebabkan membakar, pisau menyebabkan memotong, makanan menyebabkan kenyang, minuman menyebabkan segar dan lain sebagainya dengan sendirinya (tanpa ikut campur tangan Allah) hukumnya kafir dengan kesepakatan para ulama,
atau berkeyakinan terjadi sebab kekuatan (kelebihan) yang diberikan Allah didalamnya menurut pendapat yang paling shahih tidak sampai kufur tapi fasiq dan ahli bidah seperti pendapat kaum mu’tazilah yang berkeyakinan bahwa seorang hamba adalah pelaku perbuatannya sendiri dengan sifat kemampuan yang diberikan Allah pada dirirnya,
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara rasio maka dihukumi orang bodoh
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara kebiasaan maka dihukumi orang mukmin yang selamat, Insya Allah” Tuhfah alMuriid 58.
Wallaahu A’lamu bis Showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...