Label

Kamis, 23 November 2017

HUKUM MENCUCI BAJU MELALUI MESIN CUCI (LOUNDRY)

KESIMPULAN TEAM DHF

HUKUM MENCUCI BAJU MELALUI MESIN CUCI ( LOUNDRY )
➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡

pertanyaan:

Assalamualaikum sya mo brtany bgaimana hkumnya mencuci baju mutanajjis dengan menggunakan mesin laundri apah dapat menjadi suci dengan mesin laudri??

jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

🏵Terlebih dahulu kita kenali jenis-jenis mesin cuci dan  cara kerja mesin cuci itu sendiri:

Mesin Cuci 1 Tabung

Mesin cuci satu tabung merupakan jenis mesin cuci yang memiliki tabung tunggal. Tabung dalam mesin cuci tersebut dapat ditemukan di bagian bukaan depan (front loading) maupun pada bagian bukaan atas (top loading). Mesin cuci satu tabung biasanya dioperasikan secara otomatis. Namun, ada juga jenis mesin cuci satu tabung yang bekerja secara semi otomatis yang mengharuskan penggunanya untuk menambahkan serta menguras air di dalam mesin cuci sendiri.

👉Cara Kerja Mesin Cuci 1 Tabung (otomatis)

Jika Anda menggunakan mesin cuci satu tabung, pengoperasiannya yang sudah otomatis membuat Anda dapat dengan mengoperasikannya secara mudah seperti berikut ini:

Cek label pakaian untuk mengetahui petunjuk mencuci jenis pakaian tersebut karena pencucian berbagai jenis pakaian tersebut berbeda-beda.Selanjutnya, masukkan pakaian yang hendak Anda cuci ke dalam tabung mesin cuciTambahkan detergen yang sesuai untuk mesin cuci satu tabungPilihlah pengaturan pencucian yang sesuai dengan jumlah dan jenis pakaian yang Anda cuci Selanjutnya, biarkan mesin cuci bekerja dengan sendirinyaJika proses mencuci sudah selesai, Anda dapat memindahkan pakaian Anda ke dalam mesin pengering yang terpisah atau Anda bisa juga menggantungnya dan menjemurnya hingga kering

👉Mesin cuci 1 tabung (manual)

Jika Anda menggunakan mesin cuci satu tabung yang semi otomatis, ada langkah tambahan yang harus Anda lakukan, yaitu untuk menguras air di dalam mesin cuci secara manual dan menambahkannya kembali untuk pembilasan.

👉Mesin Cuci 2 Tabung

Mesin cuci dua tabung merupakan jenis mesin cuci yang dioperasikan dengan cara semi otomatis (manual). Jenis mesin cuci ini terdiri atas dua tabung, satu tabung untuk mencuci dan satu tabung lagi untuk memutar pakaian.

👉 Jika Anda menggunakan mesin cuci dua tabung, maka Anda harus menambahkan dan menguras air secara manual dari tabung pertama lalu memindahkan pakaian ke tabung kedua untuk diputar.

Namun, jenis mesin cuci yang satu ini merupakan jenis mesin cuci semi otomatis yang paling umum.

👉Cara Kerja Mesin Cuci 2 Tabung

Sebenarnya, cara kerja mesin cuci dua tabung tidak jauh berbeda dengan mesin cuci satu tabung semi otomatis. Hanya saja ada beberapa langkah tambahan:

Ikuti petunjuk perawatan yang tertera di pakaian AndaMasukkan cucian tersebut ke dalam tabung cuciTambahkan air ke dalam tabung tersebut dan pastikan Anda merujuk pada buku panduan penggunaan mesin cuci terkait dengan banyaknya air dan suhu yang tepat untuk mencuciMasukkan detergent ke dalam tabung cuciSelanjutnya pilihlah pengaturan cucian yang sesuai dengan jenis pakaianSetelah putaran cucian telah selesai, kuras air di dalam tabung lalu isi kembali air untuk putaran membilas.Setelah pakaian Anda selesai dibilasi, kuras air di dalam tabung, lalu pindahkan pakaian Anda yang masih dalam keadaan basah ke dalam tabung pemutar pakaian . Tabung ini berfungsi untuk memutar dan memeras air dari pakaian AndaSetelah semuanya selesai, pindahkan pakaian Anda ke dalam meisn pengering secara terpisah atau gantung dan jemur pakaian Anda hingga kering.Meski membutuhkan tenaga ekstra dalam pengoperasiannya, mesin cuci jenis ini mengkonsumsi energi yang lebih sedikit dibanding mesin cuci satu tabung, dana Anda juga dapat mengatur jumalh air dan suhu ketika mencuci pakaian Anda.

Melihat cara kerja dan fungsi mesin cuci yg berbeda di atas

👉 Mein cuci 1 tabung (otomatis)

👉Mesin cuci 1 tabung manual

👉mesin cuci Dua tabung (manual)

Yang Intinya:

Alat cuci loundry ada dua macam
Yaitu manual dan otomatis
Sehingga hukumnya pun berbeda

•🌼Alat cuci otomatis yang mampu mengangkat dan membersihkan materi kotoran atau najis untuk kemudian membilas. Maka mencuci menggunakan alat cuci semacam ini dapat mensucikan.

• 🌼Alat cuci manual yang hanya mampu mengangkat dan membersihkan materi kotoran atau najis, namun tidak mampu membilas (Krn tdk ada saluran air pembuangan sehingga untuk membilasnya Maka harus melakukan pembilasan secara manual (dikuras terlebih dahulu) kemudian baru masukan air lagi ke dalam mesin cuci tersebut

Atau dgn cara mengangkat pakaian dari mesin cuci kemudian siram  dengan air suci dengan cara mengalirkan air (mengguyur) apabila debit air tidak mencapai 2 kullah menurut pendapat yang lebih autentik (ashah).

👉 Sedangkan menurut Ibnu Sarij, pembilasan tidak harus dengan mengalirkan air walaupun debit air kurang dari 2 kullah.

☝Jika debit air mencapai 2 kullah, maka pembilasan dapat dilakukan dengan cara mengalirkan air atau sebaliknya.

🏵Kesimpulan ringkas nya;
Baik yg otomatis atau yg manual sama sama suci asal ada pembilasan sesudah pencucian cuma beda nya yg otomatis dilakukan pembilasan secara otomatis sedangkan yg manual memerlukan pembilasan secara manual pula.

📖 REFERENSI:

🌺Fahul-Qarib

ويشترط في غسل المتنجس ورودُ الماء عليه إن كان قليلا، فإن عكس لم يطهر. أما الماء الكثير فلا فرق بين كون المتنجس واردا أو مورودا

التقريرات السديدة في المسائل المفيدة للحبيب حسن بن أحمد بن سالم الكاف ص136
ماء الغسالة هو الماء المستعمل في إزالة النجاسة حكمه كحكم الماء المستعمل طاهر في نفسه غير مطهر لغيره بشروط أن يكون الماء واردا غير مورود أي يرد الماء على النجاسة لا العكس ولم يشترط هذا الشرط الإمام الغزالي...... الى ان قال ومن ذلك مسألة إلقاء الملابس في الغسالات الحديثة فإن كانت الغسالة من النوع الألي (الأتوماتيكي) فلا ضرر بالإتفاق لأنها تقوم بإزالة النجاسة ثم بإمرار ماء طهور على الملابس وأما إن كانت من النوع العادي فبعد الغسيل وإزالة الأوصاف تكون النجاسة حكمية فلا بد بعد ذلك من إمرار ماء طهور على الملابس وذلك ما يسمى بمرحلة التصفية أو التطهير ولا بد أن يكون الماء واردا في هذه المرحلة بأن توضع الملابس أولا ثم يصب فوقها الماء  .

🌼مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج (1/ 242
(ويشترط ورود الماء) على المحل إن كان قليلا في الأصح لئلا يتنجس الماء لو عكس لما علم مما سلف أنه ينجس بمجرد وقوع النجاسة فيه. والثاني وهو قول ابن سريج: لا يشترط؛ لأنه إذا قصد بالغمس في الماء القليل إزالة النجاسة طهر كما لو كان الماء واردا بخلاف ما إذا ألقته الريح .

------------------------
👉Penjelasan ibaroh

Di dalam kitab fathul qorib di jelaskan bahwa:

Dalam mencuci benda yang terkena najis di isyaratkan air mengalir pada benda tersebut ( di guyurkan) hal ini berlaku pada air yang sedikit (volume air nya kurang dari +/200 liter) apabila sebalik nya air ada terlebih dahulu kemudian benda ( pakaian) yang terkena najis di celup kan kedalam nya maka belum di nyatakan suci, jika air itu banyak, maka tidak di isyaratkan mengalir kan pada benda tersebut ( pakaian)

hal ini juga di jelaskan di dalam kitab ( mughni Al Muhtaaj juz 1 halaman: 86) sebagai berikut:

Menurut pendapat yang paling shohih ( benar) saat air kurang dua qullah di isyarat kan air yang mendatangi najis nya agar air tidak menjadi najis bila di balik ( Barang mendatangi najis nya) sebab dengan kejatuhan air sedikit/kurang dua qullah bisa langsung najis.

Menurut pendapat yang kedua: (pendapat nya imam suraij,):

Hal tersebut tidak di isyarat kan karena bila tujuan saat mencelup kan najis pada air sedikit tersebut menghilang kan najis maka di hukumi suci sebagaimana bila air yang mendatangi najis berbeda bila Masuk nya najis pada air tanpa ada tujuan seperti saat di jatuh kan najis

Dari keterangan_ keterangan di atas, bisa di simpul kan bahwa mencuci pakaian yang mutanajjis dengan mesin cuci hukum nya adalah suci asal ada pembilasan sesudah pencucian pertama (sesudah menghilangkan Ainun najasah nya).

🏵Keterangan tambahan:
Karna ada umum nya saat mencuci pasti menggunakan deterjen maka:

1.karena tuangan dn putaran pertama itu air tercampur diterjen soklin dll, meskipun suci tapi tdk mensucikan,
Diakrakankan air  itu  sudah tidakmjadi air mutlak lagi.

2.pakaian yg di dalam tabung itu terlalu kotor, entah karena mencuci ompol atau kotoran bayi dll, jd dalam tuangan dn putaran pertama ini besar kemunkinan tdk lgsg suci sbb dua alasan ini,

baik yg manual atau otomatis  di perlukan pembilasan ulang agar cucian menjadi bersih dan suci.

👉Namun andai sj pakaian ini tdk terlalu kotor shingga najisnya tdk sampe merubah air, mk itu suci, asal tdk di campur diterjen.

RERENSI

ولو صب الماء في اناء نجس ولم يتغير بالنجاسة فهو طهور فإذا اداره على جوابنه طهرت الجوانب كلها هذا كله قبل الانفصال قال فلو انفصل الماء متغيرا وقد زالت النجاسة عن المحل فالماء نجس وفى المحل وجهان احدهما أنه طاهر لانتقال النجاسة الي الماء
Murod ringkas:

… bila air dituangkan ke dalam wadah yang najis dan tidak berubah maka air itu masih muthlaq, dan bila di-idaroh- (diputarkan) ke sekelilingnya, maka keliling wadah itu menjadi suci selama tidak berubah. [ Almajmu’ ].

_______
Mengenai ketentuan untuk memeras baju, masih terdapat perbedaan pendapat dengan menganalogikan hal ini pada permasalahan status najis pada air sisa pembasuhan, yang menurut pendapat ashoh di hukumi suci jika setelah proses pembasuhan najis tidak menglami perubahan dan area yang terkena najis telah suci, mengacu pada pendapat ini ketentuan memeras baju tidaklah di wajibkan oleh pendapat ashoh, namun jika kita mengacu pada pendapat yang lain maka baju tersebut belum bisa di hukumi suci selama belum di peras
🌼شرح المهذب - (ج 2 / ص 592(الرابعة إذا كانت النجاسة علي ثوب ونحوه فالواقجب المكاثرة بالماء وفيه وجه سبعة الامثال الذى سبق وليس بشئ وفى اشتراط العصر وجهان اصحهما لا يشترط بل يطهر في الحال وهما مبنيان علي الخلاف في طهارة غسالة النجاسة والاصح طهارتها إذا انفصلت غير متغيرة وقد طهر المحل ولهذا كان الاصح أنه لا يشترط العصر فان شرطناه لم يحكم بطهارة الثوب مادام الماء فيه فان عصره طهر حينئذ وان لم يعصره حتي جف فهل يطهر وجهان حكاهما الخراسانيون الصحيح يطهر لانه أبلغ في زوال الماء والثانى لا يطهر لان الماء الذى وجبت ازالته باق ولان وجوب العصر مفرع علي نجاسة الغسالة وهي باقية في الثوب حكما وهذا ضعيف والمعتمد بالجزم بالطهارة ولو عصره وبقيت رطوبة فهو طاهر بلا خلاف.

👉REFERENSI TAMBAHAN:

🌼الحاوى الكبير ١ ص ٣٠٣ مكتبة الشاملة
فَصْلٌ)
: فَعَلَى هَذَا لَوْ أَنَّ ثَوْبًا نَجِسًا طُرِحَ فِي إِنَاءٍ ثُمَّصُبَّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَاءِ مَا أَزَالَ أَثَرَ النَّجَاسَةِ عَنْهُ كَانَ الثَّوْبُ وَمَا احْتَمَلَهُ مِنَ الْمَاءِ، وَمَا فَضَلَ فِي الْإِنَاءِطَاهِرًا كُلَّهُ، فَلَوْ عَصَرَ الثَّوْبَ فِي الْإِنَاءِ كَانَ الْمَاءُالْمُنْفَصِلُ قَبْلَ الْعَصْرِ طَاهِرًا مُسْتَعْمَلًا، وَلَوِ ابْتَدَأَ بِصَبِّ الْمَاءِ فِي الْإِنَاءِ، ثُمَّ أَلْقَى الثَّوْبَ النَّجِسَفِيهِ صَارَ الثَّوْبُ وَالْمَاءُ وَالْإِنَاءُ نَجِسًا كُلُّهُ؛ لِأَنَّهَا نَجَاسَةٌ وَرَدَتْ عَلَى مَاءٍ وَفِي الْأَوَّلِ مَاءٌ وَرَدَ عَلَى نَجَاسَةٍ، فَلَوْ بَسَطَ الثَّوْبَ عَلَى رَأْسِ الْإِنَاءِ ثُمَّ أَرَاقَ الْمَاءَ عَلَيْهِ فَوَقَعَ عَلَى الثَّوْبِ، ثُمَّ نَزَلَ فِيالْإِنَاءِ طَهُرَ الْمَاءُ وَالثَّوْبُ إِذَا لَمْ يَبْقَ لِلنَّجَاسَةِ أَثَرٌ

🌹بحر المذهب للرويانى ١ ص ٢٤٨_٢٥٠ مكتبة الشاملة
فصل
يشتمل على فروع النجاسة إذا أصابت ثوبًا أو غيره يغسله بالماء عن المحل, فيه ثلاث مسائل
إحداها): أن ينفصل الماء متغيرًا بالنجاسة فهو  نجس بلا خلاف, سواء طهر المحل به أو لم يطهر, لأن النجاسة غلبته.
والثانية: أن ينفصل عنه غير متغير ولم يطهر المحل بعد, فالمذهب أنه نجس, لأن الماء إذا ورد  على النجاسة إما أن يغلبها أو تغلبه, فإن غلبها وجب أن يزيلها, فلما لم يزلها دل على أنها غلبته, وقال بعض أصحابنا: فيه وجهان: أحدها: هذا, والثاني: أنه طاهر, لأن الماء الذي يزد على النجاسة بمنزلة الماء الكثير الذي تزد النجاسة عليه فلا تنجس إلا بالتغير.
وقال بعض أصحابنا بخراسان: إنه روي هذا عن الشافعي في (القديم).
والثالثة: أن ينفصل عنه غير متغير والمحل قد طهر, فالمذهب المنصوص أنه طاهر, وبه قال جماعة أصحابنا, لأن البلة الباقية في الثوب هي  طاهرة, فالمنفصل منه طاهر أيضًا. وقال أبو القاسم الأنماطي: هو نجس, وبه قال أبو حنيفة: فعلى هذا العبارة عنه أن حكم الماء بعد  الاستعمال حكم المحل المغسول قبل أن يغسل, إذا قلنا بالمذهب, قال القفال: لأصحابنا عبارتان, أحدها: أن حكم الماء بعد الغسل حكم الماء قبل الغسل؟ فعلى هذا غسالة (٢٠٤ أ/١١) كل مغسول هي طاهرة وهو عين القول القديم, والثانية: أن حكمالماء بعد الغسل حكم المحل بعد الغسل, فعلى  هذا غسالة عين الكلب والخنزير طاهرة, والغسالة في المرة السابعة من ولوغ الكلب والخنزير طاهرة أيضًا, وما قبلها نجس, وعلى هذا لو نجس الماءبولوغ الكلب فأصاب الثوب منه نجس وغسل سبع مرات كما يغسل الإناء سبعًا, فإن غسله مرة ففي هذا الماء وجهان: أحدهما: طاهر, لأنه انفصل غير متغير, والمذهب أنه نجس, .........

فرع آخر
قال ابن سريج: وهكذا لو غسل به ثوب من  نجاسة فانفصل متغيرات ثم غسله مرة أخرى فانفصل غير متغير, ثم جمع الماءان فزال التغيرفيه وجهان:
فرع
لو أصاب الثوب نجاسة فغسله مرة وعصره في إجانة وإنفصل عنه غير متغير بعد طهارة المحل, ثم غسله مرة أخرى وعصره في إجانة أخرى, ثم غسله مرة أخرى وعصره في إجابة أخرى, ثم غسله مرة أخرى وعصره في إجانة أخرى فالماءالذي في الإجانة الأولى طاهر غير مطهر, وفيالثانية والثالثة وجهان, لأنه مستعمل في طهارة مندوب إليها, وفي الرابعة طاهر مطهر قولًا واحدًا, فلو جمعت هذه المياه كلها, فإن قلنا: الأوسطان كالرابع فالكل طاهر مطهر, لأن الأول تغير مغلوبًا, وإن قلنا الأوسطان كالأول فالكل طاهر (٢٠٥ أ/١) غير مطهر, لأن الرابع يصير مغلوبًا.
فرع
لو غمس الثوب النجس في إناء نجسه, ولو غمسه في إناء آخر نجسه أيضًا, ولا يطهر بحال إلا أن يغمسه في قلتين من الماء أو يورد الماء عليه,  وهذا هو المذهب الذي لا يجوز غيره, ومن أصحابنا من غلط, وقال: إنما تنجس به إذا لم يقصد إزالة النجاسة, فإن قصد ذلك لا ينجس ويطهر الثوب, وهذا ليس بشيء, لأنه لا اعتبار بالقصد بدليل أنه يطهر بقصد الصبي والمجنون, وإن لم يكن لهما قصد, وحكي عن أبي حنيفة أنه قال: إذا فعل هذا ثلاث يطهر في المرة الثالثة وهو قول أبي يوسف.

🌹حلية العلماء ١ ص _٢٥١ -٢٥٢ مكتبة الشاملة
قَالَ ابْن الْقَاص لَو أَن ثوبا كُله نجس غسل بعضهفِي جَفْنَة ثمَّ عَاد إِلَى الْبَاقِي فَغسله لم يطهر حَتَّى يغسل الثَّوْب كُله دفْعَة قلته تخريجا وَذكر فِيهِ وَجه آخر أَنه يطهر فَإِن صب المَاء على الثَّوْب النَّجس وعصر فِي إجانة وَهُوَ متغير ثمَّ صب عَلَيْهِ  مَاء آخر وعصر فَخرج غير متغير ثمَّ جمع بَين الماءين فَزَالَ التَّغَيُّر فَفِيهِ وَجْهَان
أصَحهمَا أَنه نجس
وَالثَّانِي أَنه يطهر وَلَيْسَ بِشَيْء
فَإِن غمس الثَّوْب النَّجس فِي إِنَاء فِيهِ مَاء قَلِيل نجس المَاء وَلم يطهر الثَّوْب
وَقيل إِن قصد بغمسه إِزَالَة النَّجَاسَة طهر وَلَيْسَ بِشَيْء
فَإِن وضع الثَّوْب النَّجس فِي إجانة وصب عَلَيْهِالمَاء حَتَّى غمره واستهلك النَّجَاسَة وَلم يعصره طهر فِي أظهر الْوَجْهَيْنِ
فَإِن كَانَ فِي إِنَاء قَلِيل بَوْل فكاثره بِالْمَاءِ حَتَّى اسْتَهْلكهُ طهر فِي اظهر الْوَجْهَيْنِ
وَالثَّانِي لَا يطهر حَتَّى يريق مَا فِيهِ ثمَّ يغسلهُ
ذكر القَاضِي حُسَيْن رَحمَه الله إِذا سقى سكينا بِمَاء نجس ثمَّ غسله طهر ظَاهره دون بَاطِنه وَالْحَد فِي تَطْهِيره أَن يسْقِيه بِمَاء طَاهِر مرّة أُخْرَى
قَالَ الشَّيْخ الإِمَام وَهَذَا بعيد
وَمُجَرَّد الْغسْل يَكْفِي فِي تَطْهِيره كالذهب وَالْفِضَّة وزبر الْحَدِيد

التهذيب في الفقه الشافعي ١ ص ١٦٠ مكتبة الشاملةوإن كانت النجاسة واقفةً والماء يجري عليها, أو كان الماء يجري بها, ولكن جري الماء أشد؛ فمحل  النجاسة نجس, وما فوقها طاهر؛ لأنه لم يصل إلى النجاسة؛ كما لو صُبَّ ماء من إناء على نجس لا ينجس الماء الذي في الإناء

Hal 200- 201
ولو صب على محل رطبٍ بالبول قدر منوين منالماء، فانفصل أكثر من منوين في الوزن غير متغير، أو كان في إناء قليل بول؛ فصب فيه منالماء ما غمره فيه وجهان:
أحدهما: هو نجس [وبه قطع القاضي في طريقته]؛ لأن زيادة الوزن أبلغ من تغير اللون.
وقيل؛ هو طاهر [وهو الأصح]؛ لأن الوارد عليه منالماء قد غلبه، فجعله كالمستهلك ولكن لا يكون مطهراً لغسالةِ النجاسة، وكالماء الكثير إذا صُبمنه كوب بولٍ، ولم يتغير، كان طاهراً.
وإن حصل زيادة الوزن. قال الإمام إمام الأئمة: "والأول أصح، بخلاف الماء الكثير؛ لأن قوته قوة الغلبة، وقوة الغلبة تغلب زيادة الوزن، والقليل ليس له قوة الغلبة؛ بدليل أنه لو وقع فيه نجاسة يسيرةٌ، ولم يتغير ينجس، فلما لم يغلب قليل نجاسة لا أثر له، فأولى ألا يغلب ما له أثرٌ بزيادة الوزن.
ولو صب الماء على الثوب النجس فعصره، أو علقه حتى سال الماء منه، أو صُبَّ الماء فيالإناء النجس فقلبه يطهر. ولو لم يعصره، بل تركه في الماء، ثم الهواء حتى جفَّ،
أو صب الماء في الإناء النجس، فلم يقلبه، وتركه حتى جف- هل يحكم بطهارته؟ فيه وجهان:
أحدهما: يحكم بطهارته؛ وهو الأصح عند العراقيين؛ كالأرض النجسة إذا صُبَّ [الماء] عليها، وتركت حتى جفت، حكم بطهارتها.
والثاني- وهو الأصح عند الإمام إمام أئمة-: لا يحكم بطهارته؛ حتى يدلك ويعصر؛ لأن عصر الثوب وقلب الإناء ممكن، بخلاف الأرض.
قال الإمام: "وهذا أصح؛ لأنا لو لم نشرط ذلك لم يكن بين بول الصبي الذي لم يطعم، وبين بول غيره فرقٌ؛ وقد فرق الشرع بينهما.

https://diskusihukumfiqh212.blogspot.com

Wallahu a'lam bish-shoowwab.

1 komentar:

MEMAKAI CELAK SAAT PUASA

KESIMPULAN TEAM DHF HUKUM MEMAKAI CELAK MATA SAAT BERPUASA ----------------------------- 📝 PERTANYAAN: assalamu'alaikum Bagaimana ...